Wednesday, April 23, 2008

kerja keras seorang tukang minyak by olga & anas


Pada pagi hari tanggal 21 April 2008, kami mendapat kesempatan untuk berbincang-bincang sebentar dengan Bapak Rail, seorang penjual minyak di kawasan Kebon Jeruk. Berhubung pada waktu itu Bapak Rail sedang menjalankan pekerjaannya, tetapi dengan senang hati ia membiarkan kami mengajukan beberapa pertanyaan untuknya. Tentunya wawancara kali ini sangat berarti bagi kami, karena kami jadi mengetahui situasi dan kondisi dari seorang penjual minyak dengan penghasilan yang pas-pasan tetapi bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Berikut wawancara singkat kami dengan beliau.

T : Sudah berapa lama Bapak bekerja sebagai penjual minyak?
J : Sejak tahun 1985, ketika becak diabisin (tidak boleh beroperasi lagi –red). Dulu saya bekerja sebagai tukang becak di Slipi.

T : Kenapa lalu Bapak memilih untuk berjualan minyak?
J : Karena bisa mendapat untung. Berjualan minyak untungnya lebih banyak daripada menarik becak.

T : Apakah penghasilan yang Bapak dapat dari berjualan sudah cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari?
J : Cukup untuk membiayai saya, istri, serta 4 orang anak.

T : Berapa jumlah anak Bapak?
J : 4 orang. 2 perempuan dan 2 laki-laki. 2 orang yang paling besar sudah bekerja. Yang paling tua sudah menikah, yang kedua baru akan menikah.

T : Apa pendidikan terakhir anak-anak Bapak?
J : SMP (Sekolah Menengah Pertama).

T : Apa yang Bapak harapkan dari anak-anak Bapa di masa depan?
J : Saya harap mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang enak seperti kerja kantoran, bukan pekerjaan yang susah. Yang penting halal.

T : Apakah istri Bapak bekerja?
J : Iya, berjualan sayur-sayuran di kampung.

T : Lho, memang Bapak tidak tinggal bersama istri Bapak?
J : Tidak, saya tinggal bersama agen minyak. Dua anak saya yang sudah bekerja juga ada di Jakarta tapi tidak tinggal bersama saya.

T : Dimana kampung Bapak?
J : Di Ranudongkal, kecamatan Kalimas, kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

T : Apa suka-duka berjualan minyak?
J : Sukanya itu kerjanya enak, bisa istirahat kapan saja. Dukanya ya kadang-kadang lelah karena harus berjalan berkeliling perumahan sambil mendorong gerobak berisi drum-drum minyak ini.

T : Jadi, Bapak sudah merasa nyaman dengan pekerjaan ini?
J : Iya.

T : Apa Bapak tidak berpikir untuk beralih ke pekerjaan lain?
J : Kalau minyak sudah tidak ada, baru saya akan beralih ke pekerjaan lain.

T : Apakah kelangkaan dan naiknya harga minyak mempengaruhi dagangan Bapak?
J : Iya. Kadang-kadang agen disini suka habis stoknya. Jadi saya mesti minta stok dari luar kota.

T : Jika bisa, apa kira-kira yang ingin Bapak sampaikan kepada pemerintah untuk memperbaiki masalah kemiskinan di negara kita?
J : Supaya pemerintah bisa membantu orang-orang miskin, misalnya dengan memberikan subsidi. Uangnya jangan dikorupsi terus.

T : Baik, terima kasih atas waktunya ya pak! Senang bisa berbincang-bincang dengan Bapak.
J : Sama-sama, dik.

T : Selamat bekerja ya pak!
J : Terima kasih.

Demikianlah perbincangan singkat kami dengan Bapak Rail. Sungguh sangat menyenangkan dapat berbincang-bincang dengan beliau yang ramah!



Oleh :
Anas (X6/3)
Olga (X6/29)

No comments: