Di saat semua orang tidur dengan nyenyak di rumah masing-masing, dengan bantal, guling, dan kasur yang empuk, masih ada satu orang yang berjaga demi keamanan mereka. Itulah pekerjaan Pak Suryanto. Setiap 2 hari sekali beliau berjaga keamanan lingkungan Tomang, bergadang agar tidak ada orang tak dikenal yang bisa mengacaukan lingkungan sekitar.
Usia yang sudah tak lagi muda ini, 49 tahun, membuatnya telah melampaui berbagai gejolak naik turun dalam hidup. Ia di-PHK dari pekerjaan sebelumnya sebagai salah satu karyawan bagian container di sebuah maskapai pelayaran, dan kemudian banting setir menjadi seorang hansip.
Pekerjaannya yang digaji tak seberapa tersebut membuatnya terkadang tak cukup untuk kehidupan sehari-hari. Untunglah istrinya bekerja juga sehingga kehidupan ekonominya bisa lebih tertopang. Istrinya bekerja sebagai penjual biophere (batu untuk kesehatan) dan menjual katering kecil-kecilan. Demi keluarganya beliau rela meninggalkan kampungnya di Sidoarjo untuk mencari sesuap nasi bagi mereka.
Walaupun kerjanya hanya sebagai satpam, beliau tidak pernah mengeluh soal itu. Beliau bahkan berkata bahwa sekecil apapun pekerjaannya, bila dijalani dengan segenap hati dan tanggung jawab maka tidak akan terasa berat. Aku rasa, itulah yang seharusnya aku contoh darinya. Aku lebih mampu darinya, tetapi aku selalu mengeluh terhadap apa yang aku punya. Padahal, di luar sana pun masih banyak orang yang bekerja hanya untuk menyambung hidup hari demi hari, demi mencari sesuap nasi. Aku menyadarinya karena Pak Suryanto, terima kasih, Pak!!
Saturday, April 26, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment