Selama ini saya sering mengeluh dan tidak puas dengan apa yang telah saya miliki saat ini. Saya terlalu banyak menuntut kepada orang tua, ini, itu, semuanya, tanpa memikirkan keadaan terlebih dulu. Kadang saya merasa kurang beruntung di bandingkan dengan teman-teman lain. Kehidupan mereka terlihat selalu menyenangkan, serba ada dan serba mudah. Mereka memiliki apa yang tidak saya miliki dan apa yang ingin saya miliki. Kadang saya berpikir, andai saya menjadi dia, pasti kehidupan saya akan menjadi lebih menyenangkan.
Namun kini, setelah melihat kehidupan orang lain, saya menjadi sadar bahwa betapa beruntungnya saya dengan apa yang telah saya miliki saat ini. Saya tidak putus sekolah, saya tidak yatim-piatu, saya tidak harus tinggal di jalanan, saya tidak harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan saya. Ya, karena saya masih memiliki keluarga, orang tua, teman-teman yang selalu mendukung dan membantu saya jika sedang berada dalam kesulitan.
Saya sadar, selama ini saya selalu melihat ke atas dan menutup mata untuk melihat ke bawah. Saya selalu membandingkan diri saya dengan mereka yang jauh lebih beruntung, tanpa bersyukur dengan diri saya sendiri. Saya kurang peduli dan kurang peka terhadap mereka yang nasibnya kurang beruntung.
Dengan tugas wawancara ini, mata saya menjadi terbuka untuk melihat kehidupan orang-orang di sekitar saya. Saya akan lebih menghargai hidup saya, dengan selalu bersyukur atas setiap kesempatan yang masih Ia berikan. Atas kehidupan yang tak berkekurangan. Menjadikan sesama, baik yang lebih beruntung ataupun kurang beruntung sebagai panutan dan refleksi diri. Saya yakin, dengan lebih mensyukuri kehidupan ini, saya akan dapat merasakan kebahagiaan sesungguhnya dalam hidup yang tidak hanya bisa dinilai dari materil. Melainkan dengan mempelajari nilai-nilai kehidupan itu sendiri, akan membuat saya semakin mantap dalam menjalani hidup yang masih panjang ini.
Namun kini, setelah melihat kehidupan orang lain, saya menjadi sadar bahwa betapa beruntungnya saya dengan apa yang telah saya miliki saat ini. Saya tidak putus sekolah, saya tidak yatim-piatu, saya tidak harus tinggal di jalanan, saya tidak harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan saya. Ya, karena saya masih memiliki keluarga, orang tua, teman-teman yang selalu mendukung dan membantu saya jika sedang berada dalam kesulitan.
Saya sadar, selama ini saya selalu melihat ke atas dan menutup mata untuk melihat ke bawah. Saya selalu membandingkan diri saya dengan mereka yang jauh lebih beruntung, tanpa bersyukur dengan diri saya sendiri. Saya kurang peduli dan kurang peka terhadap mereka yang nasibnya kurang beruntung.
Dengan tugas wawancara ini, mata saya menjadi terbuka untuk melihat kehidupan orang-orang di sekitar saya. Saya akan lebih menghargai hidup saya, dengan selalu bersyukur atas setiap kesempatan yang masih Ia berikan. Atas kehidupan yang tak berkekurangan. Menjadikan sesama, baik yang lebih beruntung ataupun kurang beruntung sebagai panutan dan refleksi diri. Saya yakin, dengan lebih mensyukuri kehidupan ini, saya akan dapat merasakan kebahagiaan sesungguhnya dalam hidup yang tidak hanya bisa dinilai dari materil. Melainkan dengan mempelajari nilai-nilai kehidupan itu sendiri, akan membuat saya semakin mantap dalam menjalani hidup yang masih panjang ini.
No comments:
Post a Comment