Transkrip wawancara orang yang mengalami kemiskinan
Rerey dan Lola : RL
Tukang sampah :T
RL : Pagi bu! bu bisa minta tolong wawancara sebentar ga bu?
T : o bisa. Tapi jangan lama-lama ya, pagi-pagi begini bentar lagi rame banget.
RL : o iya-iya bu. Nama ibu siapa ?
T : saya Siti
RL : ibu sudah jadi petugas kebersihan berapa lama?
T : hmm.. kira-kira 8 tahun
RL : waa.. lama sekali. Apa ibu menikmati kerjaan ini?
T : yah lumayan. Sekarang cari kerjaan susah de..
RL : oo begitu ya bu. Ibu sudah menikah?
T : sudah bahkan sudah punya 4 anak. 3 perempuan dan 1 laki-laki.
RL : mereka umur berapa saja?
T : yang pertama sudah besar kerjaannya cuma bantuin nyuci, gosok baju orang-orang. Yang anak ke dua masih pengangguran karena putus sekolah. 2 lagi masih kecil.
RL : oo begitu ya bu. Bagaimana dengan pekerjaan suami ibu?
T : mmm.. sudah meninggal 3 tahun yang lalu karena sakit.
RL : oo, maaf ya bu.
T : gapapa neng. Mm..
RL : maaf bu, kalau boleh tahu pengahasilan ibu seharinya berapa?
T : jaman tahun 1998, 1 bulan paling Cuma dikasih .. Rp. 21.000,00. Kalau sekarang sebulannya kira kira Rp.300.000,00
RL : cukup besar ya bu. Apa itu cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari 5 orang bu?
T : yaa. Harus di”paksa ” cukup. Kalo ga gimana bisa hidup. Namanya juga hidup neng, ada sedih ada senengnya. Iya ga neng?
RL : iya - Iya bu. 2 anak ibu yang masih kecil masih sekolah?
T : iya, masih sekolah. Ada keringanan dari sekolah dan bantuan dari yayasan saya.
RL : ok. Bu boleh minta biodata ga bu?
T : iya, silahkan.
RL : sekarang tinggal dimana?
T : di kontrakan sekitar Sunter Jaya.
RL : ibu asalnya darimana?
T : saya lahir di Cilacap.
RL : kapan itu?
T : saya lupa tu de..
RL : o iya bu. Ibu selain kerja disini ada sambilan nggak?
T : kadang-kadang saya ngumpulin kaleng, kardus dan botol-botol bekas. Kalo dijual lumayan hasilnya bisa buat makan 2-3 hari.
RL : jadi ibu ngambilin sampah sekalian milih-milihain yang bias dijual?
T : yah.. bisa dibilang begitu lah.
RL : sepertinya jalanan udah makin rame ya bu. Kita pulang dulu ya. Makasih ya bu. Selamat bkerja.
T : o oiya, sama-sama neng.
Refleksi religiositas (lola x6-18)
Saya merasa sangat beruntung setelah melakukan tugas religio ini. Benar benar beruntung!
Hal ini tentu saja saya rasakan karena ternyata orang di sekitar saya benar benar sulit untuk menjalani kehidupan. Saya memilih mewawancarai seorang petugas kebersihan atau biasa dibilang tukang sampah di sepan rumah rekan saya , Rerey. Saya menanyakan berbagai hal padanya mengenai kehidupannya. Salah satunya adalah penghasilan yaitu Rp.300.000 per bulan untuk menghidupi 5 orang anggota keluarga. Bisa dibayangkan seberapa berat tugasnya. Dan ia perempuan!
Saya merasa sangat beruntung sekaligus kasihan dengan orang itu. Saya sehari bisa memperoleh uang Rp 20.000 secara Cuma-Cuma setiap hari nya sedangkan ia…
Dengan adanya tugas ini saya bisa lebih mengerti realita hidup yang di hadapi orang-orang di sekitar saya terutama orang-orang yang kekurangan. Dengan ini saya bisa sangat amat bersyukur atas segala berkah Tuhan yang amat melimpah untuk saya.
Ini adalah pelajaran yang penting untuk saya untuk lebih bersyukur dan menyadari betapa orang tua kita penuh perjuangan untuk membahagiakan kita. Saya harus belajar bisa hemat dan menahan keinginan karena jika kita telah bisa melakukan itu berarti kita telah berhasil menolak hawa nafsu. Memang sebagai manusia, sumber kebahagiaan bukan hanya materi. Tetapi kita sebagai manusia juga tidak bisa munafik untuk mengingkari bahwa materi juga SALAH SATU sumber dari kebahagian kita.
Dengan ini saya juga berterimakasih pada Ibu Cecil yang telah memberikan tugas yang begitu berguna bagi kami. Dengan begitu saya bisa lebih sadar dan bisa menghargai apa yang telah saya miliki.
Refleksi religiositas (rerey x6-2 )
Setelah saya mewawancarai Ibu Siti dan melihat kehidupan nya yang serba terbatas, apalagi dengan keempat anaknya yang harus dibiayai (makan, sekolah & biaya lainnya). Saya pertama-tama merasa sangat bersyukur karena saya dapat hidup berkecukupan. Saya dapat makan 3 x sehari, mendapat pendidikan di ssekolah unggulan dan seluruh kebutuhan saya dapat terpenuhi. Kedua, saya merasa sangat bersyukur atas segala anugerah Tuhan yang telah Tuhan berikan kepada saya yang membuat saya dapat hidup enak. Tidak perlu bekerja membanting tulang untuk mendapatkan uang. Ketiga, saya merasa terharu atas perjuangan Ibu Siti yang membanting tulang untuk memenuhi kehidupan keluarganya.
Sebelumnya saya belum mengetahui bahwa banyak orang yang begitu besar perjuangannya untuk bisa bertahan hidup. Tetapi setelah melihat perjuangan Ibu Siti, saya jadi lebih mengetahui perjuangan hidup dan sekarang saya dapat menghargai orang kecil karena mereka semua adalah ciptaan Tuhan sehingga harus saling menghormati & menghargai. Perasaan saya yang terakhir adalah bertrima kasih pada Ibu Cecil karena dengan diberikannya tugas ini, saya memperoleh banyak hal yang berharga.
Friday, April 25, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment