Bapak Agus. Seorang pedagang sayur keliling sederhana yang merupakan tamatan SD. Walau demikian, ia tidak kalah dengan banyak lulusan sarjana di
Setelah aku mengetahui tentang sebagian kecil riwayat Pak Agus dan keluarganya, saya merenung. Dalam sebulan, bahkan kebutuhan hidupku bahkan melebihi berkali-kali lipat dari penghasilan Pak Agus sehari-hari. Hal ini membuatku malu karena walau saya telah hidup dalam berkecukupan, bukannya berterima kasih kepada kedua orang tuaku yang memberikan semua itu, aku malah melawan mereka, dan kadang-kadang, dengan tidak tahu diri aku meminta sesuatu lebih dari seharusnya. Betapa durhakanya aku ini jika dipikir-pikir.
Saya renungi lebih jauh selama ini, saya juga sering menyalahkan Tuhan karena memberikan harta yang berbeda dari teman-teman. Kenapa kepunyaan mereka lebih bagus, sedangkan kepunyaanku sendiri kurasa jelek. Aku memang tidak bijaksana karena yang kupandang dan perhatikan hanya milik orang lain, bukan milikku sendiri. Coba saja aku perhatikan dan aku poles harta pemberian Tuhan padaku, pasti akan jadi harta terindah bagiku sendiri. Hal ini berlaku pula kepada orang lain.
No comments:
Post a Comment